close

Foto

Foto

Danau Segara Anak, Pesona Alam Rinjani Yang Memukau

LANGITKU NETWORKS, Lombok – Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl serta terletak pada lintang 8º25′ LS dan 116º28′ BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur.

Secara administratif gunung ini berada dalam wilayah tiga kabupaten: Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat.

Danau Segara Anak Rinjani (rickykukeko)

Pesona unggulan Taman Nasional Gunung Rinjani yang sangat prospektif adalah Danau Segara Anak, lokasi ini dapat ditempuh dari dua jalur resmi pendakian yaitu jalur pendakian Senaru dan jalur pendakian Sembalun.
Untuk mengunjungi Danau Segara Anak dari jalur Senaru dibutuhkan waktu tempuh sekitar 7 – 10 jam berjalan kaki (± 8 Km) dari pintu gerbang jalur pendakian Senaru. Sedangkan dari jalur pendakian Sembalun ditempuh dalam waktu 8 – 10 jam. Danau segara anak dengan ketinggian ± 2.010 m dpl dan kedalaman danau sekitar ± 230 meter mempunyai bentuk seperti bulan sabit dengan luasan sekitar 1.100 Ha.
Disekitar Danau Segara Anak terdapat lahan yang cukup luas dan datar, dapat digunakan untuk tempat berkemping/berkemah, juga pengunjung bisa memancing ikan di danau atau berendam di air panas yang mengandung belerang.
Sungguh pemandangan yang luar bisa.

photo by : @rickykukeko
source : wikipedia

read more
Foto

Kawah Putih – Keindahan Wisata Alam Surgawi di Selatan Bandung

LANGITKU NETWORKS, Bandung – Kawah Putih Bandung adalah sebuah danau vulkanik seluas hampir 10 hektar yang berada di daerah Kabupaten Bandung sebelah selatan.
Terbentuk dari letusan Gunung Patuha pada abad 9, kawah ini terkenal karena keindahannya.
Saat ini, danau vulkanik yang eksotis ini menjadi primadona wisata alam di wilayah Ciwidey – Patengan.

Kawah Putih terletak di jalur wisata Ciwidey – Patengan.   Letaknya berdekatan dengan berapa obyek wisata lain, seperti Ranca Upas, Patuha Resort dan TWA Cimanggu.

Dari Kota Bandung, destinasi ini berjarak sekitar 50 kilo meter.  Atau dapat ditempuh sekitar satu jam setengah melalui Jalan Tol Soreang Pasir Koja.
Untuk menuju ke destinasi ini cukup mudah.  Selain papan petunjuk yang sudah lengkap, juga didukung kondisi infrastruktur jalan yang relatif baik.

pemandangan dari tebing Sunan Ibu

Seperti yang telah disampaikan di awal, Kawah Putih terbentuk dari letusan Gunung Patuha.  Ada yang menyebut waktunya adalah pada abad ke 10.  Mungkin juga jauh lebih awal.
Nah, kawah ini adalah kawah gunung Patuha, namun berbentuk danau. Diberi embel-embel Putih karena memang airnya nampak berwarna putih sedikit kehijauan.

Danau itu cukup luas.  Dari dalamnya tercium bau belerang menyengat.
Rupanya inilah alasan mengapa burung-burung tidak mau terbang melintasi kawasan tersebut.
Dari hasil penemuan tersebut, kemudian didirikan pabrik penambangan belerang di Kawah Putih bernama: Zwavel Ontgining Kawah Putih.

Kawah Putih Bandung Selatan

Daya tarik Kawah Putih sebagai destinasi wisata adalah keindahannya.
Panorama kawah yang berwarna putih kehijauan dihiasi kabut tipis yang senantiasa turun berpadu dengan keindahan alam dan  pepohonan khas kawah membawa nuansa romantis yang menggugah.

Selain kawah, spot yang kerap digunakan untuk fotografi juga adalah tebing Sunan Ambu. Apa itu?
Jadi begini, kawah putih itu diapit oleh dua tebing yang dinamakan Sunan Ibu dan Sunan Rama.
Nah, pemandangan dari tebing Sunan Ibu yang lebih luas, karena berada pada titik yang lebih tinggi tersebut, akan memberikan kesan menakjubkan pada jepretan foto yang dihasilkan.
Untuk mencapai tebing Sunan Ibu, kita harus melewati 4 pos.  Pertama gerbang masuk wisata Kawah Putih.

photo by : @rickykukeko
source : widya rengganis (alamapriangan.com)

read more
Foto

Air Terjun Raja, Pesona Alam Yang Indah di Pulau Morotai

LANGITKU NETWORKS, Morotai – Obyek Wisata di Kabupaten Pulau Morotai, tidak melulu soal gugusan pulau-pulau dan pantai. Jika ditelusuri lebih jauh, kita akan menemukan berbagai destinasi dengan pemandangan yang indah, menawan dan mengagumkan. mulai dari destinasi wisata goa, air terjun dan destinasi wisata sejarah perang dunia ke II.

Sebut saja Air Terjun Raja, destinasi wisata ini terletak di desa Raja, kecamatan Morotai Barat, dengan menempuh jarak kurang lebih 45 km dari pusat kota Daruba, Pulau Morotai. Sedangkan untuk memasuki lokasi air terjun dari poros jalan utama menempuh jarak 4 km, bisa menggunakan kendaraan mobil dan motor.

Keunikan Air Terjun Raja terletak pada 7 tingkatan air terjunnya. Di mana tingkatan ke tujuh merupakan air terjun yang jadi tujuan utama para wisatawan. Tinggi air terjunnya sekitar 50 meter yang diiringi dengan besarnya volume air yang jatuh ke bawah. Jadi, bayangkan jika  kamu berada di depan air terjun tersebut, kamu akan disuguhkan pemandangan yang sangat indah. (jalu)

photo by : @rickykukeko
source : dari berbagai sumber

read more
Foto

Bendungan Kampili, wisata alam miniatur grand canyon

LANGITKU NETWORKS, Makassar – Bagi beberapa fotografer lokal di Makassar, bendungan Kampili di kab. Gowa Sulawesi Selatan adalah salah satu objek favorit.

Terletak Kecamatan Palangga, destinasi wisata tersebut mirip Grand Canyon yang ada di Sungai Colorado, di utara Arizona.
Bendungan ini dipenuhi bebatuan besar dan arus air yang menjadikan bentuknya semakin unik. Bukan hanya itu, celah-celah bebatuan yang besar membuat tempat ini sangat cocok buat swafoto.
Ini pula yang menyebabkan banyak warga Makassar mendatangi lokasi ini untuk berlibur di akhir pekan.

bendungan Kampili kab. Gowa Sulsel (photo by @rickykukeko)

Untuk mencapai lokasi, jarak tempuh untuk sampai di bendungan Kampili dari Kota Makassar, sekitar 45 menit. Sedangkan jika dari Gowa bisa ditempuh kurang lebih 30 menit.

So, kalau belum sempat ke Grand Canyon yang berada jauh di negeri Paman Sam, ada baiknya anda ke Bendungan Kampili, wisata alam yang dijuluki mini grand canyon milik kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Photo by : @rickykukeko
sumber : Indrawati

read more
Foto

Syair Lampung Karam: Kesaksian Warga atas Kengerian Letusan Krakatau

Gaduhlah orang di dalam negeri

Mengatakan datang kapalnya api
Lalu berjalan berperi-peri
Nyatalah Rakata empunya bunyi
…….
Riuh bunyi di dalam perahunya
Bersahutan sama sendirinya
Seperti kiamat rupa bunyinya
Ramailah orang datang melihatnya

Demikian petikan transliterasi Inilah Syair Lampung Karam Adanya karangan Muhammad Saleh bait ke-14 dan 16. Syair ini dikumpulan oleh Suryadi dan diterbitkan dalam Syair Lampung Karam, Sebuah Dokumen Pribumi Tentang Dahsyatnya Letusan Krakatau 1883.

Gunung Krakatau (disebut Rakata dalam syair ini) meletus hebat pada 27 Agustus 1883. Nyaris semua catatan kajian ilmiah dan bibliografinya dilaporkan oleh orang asing. Tidak ada kesaksian pribumi yang ada di sekitarnya.

Sampai akhirnya ditemukan sumber tertulis pribumi yang terbit di Singapura dalam bentuk cetak batu (litografi) tahun 1883/1884. Kolofonnya mencatat 1301 Hijriah (November 1883 – Oktober 1884) dengan edisi pertama berjudul Syair Negeri Lampung yang Dinaiki oleh Air dan Hujan Abu.

Hingga muncul edisi keempat yang berjudul Inilah Syair Lampung Karam Adanya, bertarikh 10 Safar 1306 H (16 Okotober 1888). Muhammad Saleh sebagai pengarang menjelaskan kehancuran desa-desa dan kematian massal akibat letusan 27 Agustus 1883.

Daerah macam Kitambang, Talang, Lampasing, Badak, Limau, hingga Merak, luluh lantak dilanda tsunami (yang dilaporkan hingga setinggi 40 meter), lumpur, hujan abu, dan batu. Betapa memilukan dan kacau situasinya saat itu. Tapi tidak sedikit yang memanfaatkan kesempatan untuk mengambil harta benda orang lain.

Dalam bait kesebelas syair itu, diceritakan bahwa aktivitas gunung dimulai sejak tiga bulan sebelumnya. “Terjadilah letusan yang amat dahsyat…gumpalan abu menyembur ke udara setinggi 70 kilometer, dibarengi dengan tsunami. Ombak setinggi 40 meter menyapu habis pantai sebelah Sumatra dan Jawa di kawasan selat Sunda,” demikian penggambaran Suryadi yang sejumlah penelitiannya telah dimuat di berbagai jurnal internasional.

Dalam dua bait terakhir syair ini, ungkap Suryadi, pengarang si Muhammad Saleh mengaku sakit, sedih, dan sengsara karena bencana itu. Pikiran dan perasaanya tersiksa. Akibatnya ia merasa sekarat dan hampir meninggal. ‘Hati di dalam sangat siksanya…terkena demam hampir matinya,’

Namun, diingatkan bahwa bisa juga penggambaran ini dilebih-lebihkan karena adanya ruang untuk berimajinasi. Meski demikian, si pengarang nampak menggambarkan semua ini dari mata batin dan pikirannya sendiri.

Kesaksian warga asing
Kengerian letusan Gunung Krakatau juga datang dari salah satu penumpang kapal Loudon yang lepas jangkar di Teluk Lampung. Ia merasakan gelombang perdana yang datang pasca-letusan.

“Kapal [Loudon] bertemu dengan kepala gelombang, Loudon terangkat dengan kecepatan yang memusingkan,” kenang penyintas yang tidak disebutkan namanya itu.

Pejabat Hindia Belanda memperkirakan korban tewas 36.417 orang, 90 persen di antaranya karena tsunami. Berbulan-bulan kemudian, Selat Sunda dipenuhi dengan batu apung tebal dan mayat-mayat. Menurut kesaksian pejalan yang mengunjungi wilayah itu dua pekan setelah letusan, masih banyak mayat manusia dan hewan yang menanti dikubur dengan bau yang tidak bisa digambarkan.

Badan Geologi Amerika Serikat menyebut bahwa erupsi pada 1883 merupakan contoh klasik pembentukan kaldera. Letusan ini juga menjadi contoh sempurna dari erupsi yang menimbulkan tsunami –yang gelombang terjauhnya dilaporkan hingga ke Semenanjung Arab.

Penulis : 1

editor : Mahandis Yoanata Thamrin

National Geographic Indonesia

read more
Foto

FOTO : Migrasi Burung Yang Melintas di Yogyakart

LANGITKU NETWORKS – Para komunitas pengamat burung memiliki cita-cita mengumpulkan sebaran burung yang tersebar di seluruh Indonesia.

Beberapa tahun lalu sempat ramai aplikasi berbasis android yaitu Burungnesia yang juga bertujuan menerbitkan Atlas Burung Indonesia. Untuk memetakan sebaran burung, seluruh wilayah Nusantara terbagi dalam sekitar 14.000 petak. Yang teramati baru 608 petak. Itu belum sampai lima persen. Petak yang telah terisi pun belum benar-benar diamati secara rinci. Rupanya, 1.000 pengguna Burungnesia belum cukup untuk Indonesia yang berpulau-pulau.

Hingga kini pun perjuangan para komunitas pengamat burung masih berlanjut mengumpulkan data persebaran burung yang masih tersebar di seluruh pulau yang ada di Indonesia.

Source : Nationalgeographic.co.id 
Penulis : 1
Editor : Rahmad Azhar Utomo

 

read more
Foto

FOTO: Kesetiaan Wangsa Bonokeling dalam Tradisi Maulud

LANGITKU NETWORKS – Nusantara memiliki kekayaan alam dan budaya yang begitu melimpah. Dari Sabang hingga Merauke, terdapat ciri yang beragam. Meski begitu, kita tetap berada dalam naungan Bhineka Tunggal Ika yang selalu mempersatukan.

Perbedaan keyakinan juga membuat negri ini semakin kaya. Seperti keyakinan Bonokeling yang dianut warga sekitar Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah. Keyakinan ini sudah ada sejak nenek moyang beberapa ratusan tahun silam, namun hingga kini tetap lesatari setia dianut para pengikutnya.

Ajaran Bonokeling tak jauh beda pun dengan ajaran keyakinan lain yang selalu mengajarkan kebaikan. Dalam ajaran Bonokeling, kedudukan wanita sungguh sangat dimuliakan.

Penulis : 1
Editor : Gita Laras Widyaningrum

Nationalgeographic.co.id

read more