close
Lifestyle

Fakta Menarik Kopi Dicampur Minyak Zaitun

Image by azerbaijan_stockers on Freepik

LANGITKU.NET, Jakarta – Meminum kopi dengan minyak zaitun mulai menjadi tren setelah jejaring kedai kopi asal Amerika Serikat, Starbucks meluncurkan rangkaian menu kopi barunya, Starbucks Oleato. Terciptanya minuman kopi ini rupanya berawal dari kunjungan pendiri Starbucks, Howard Schultz ke Sisilia, Italia. Di sana dia mendengar soal tradisi keluarga Mediterania yang kerap meminum sesendok minyak zaitun di pagi hari. Karena itulah, akhirnya ia memutuskan untuk menggabungkan antara miyak zaitun dan kopi Starbucks miliknya.

Namun, bagaimana rasanya dan apakah ada dampak negatif atau positifnya? Untuk mengetahuinya, simak pendapat dan fakta menarik tentang kopi minyak zaitun menurut pendiri Urban Bean Coffeehouse Cafe di Orange Park, Florida, DuWayne Hegel.

Alasan menambahkan lemak ke dalam kopi

Menambahkan minyak zaitun ke dalam secangkir kopi mungkin terdengar aneh. Namun, sebenarnya, menambahkan minyak sama saja dengan menambahkan susu, krimer, atau mentega, yaitu bertujuan untuk menambahkan lemak ke dalamnya.

Bahkan menurut Hagel, pada 2010, butter coffee atau kopi mentega sempat menjadi tren karena diyakini dapat menambah energi yang diperlukan saat berolahraga dan membuat diri kenyang lebih lama. Hadirnya diet keto saat ini pun membuat butter coffee dan kopi minyak masih menarik bagi mereka yang menjalankan diet atyau tertarik dengan gaya hidup sehat. Karena itu, tidak mengagetkan bila minyak zaitun pun dipilih. Pasalnya, minyak zaitun diyakini punya banyak manfaat kesehatan.

Minyak dalam kopi sudah ada sejak lama

Menurut para barista di Perfect Daily Grind, tradisi mencampurkan minyak ke dalam kopi sebenarnya sudah ada jauh lebih lama dibanding tren butter coffee.

Keberadaannya diyakini bermula dari pegunungan Tibet, di mana secangkir kopi yang dicampur dengan minyak menginspirasi pendiri perusahaan Bulletproof, Dave Asprey, untuk membuat kopi baru dengan campuran minyak, lemak, dan kopi.

ia pun membuat kopinya dengan menyatukan mentega atau ghee (mentega yang telah dihilangkan kadar air dan kepadatannya) serta minyak trigliserida rantai menengah (MCT) ke dalam secangkir drip coffee. Kopi yang Asprey klaim dapat membantu menyehatkan tubuh dan membuat pikiran fokus dan lebih produktif inilah yang menjadi pendahulu kopi minyak zaitun.

Minyak zaitun dianggap bernutrisi

Minyak zaitun memang sudah dikenal sehat dan bernutrisi. Apalagi, minyak yang memiliki sifat antiradang dan antibakteri ini juga diyakini memiliki lebih banyak lemak tak jenuh tunggal dibandang minyak nabati lainnya.

Karena itulah, minyak zaitun dapat membantu menurunkan kolesterol, mengatasi peradangan, dan meningkatkan penyerapan antioksidan. Kandungan kalorinya pun hanya 120 kalori per sendok makan, dan mengandung 14 gram per sendoknya. Selain itu, saat mengonsumsi makanan dengan minyak zaitun, tubuh dapat menyerap vitamin larut lemak, seperti vitamin A, D, E, dan K.

Bisa menimbulkan masalah kesehatan

Meski memiliki manfaat kesehatan, memnum minyak zaitun dalam jumlah tinggi juga bisa menimbulkan masalah kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung.

Selain itu, menambahkan minyak zaitun ke dalam kopi tidak mengubah statusnya sebagai minuman asam, sehingga dapat menyebabkan masalah pencernaan bagi penderita GERD. Lalu menurut laporan CBS News, ahli diet Laura Ligos pun menyarankan agar sebaiknya mereka yang ingin membatasi asupan kalori tidak memasukkan minyak zaitun ke dalam kopi.

Beberapa kopi terasa lebih baik jika ditambahkan minyak zaitun

Para ahli mengatakan bahwa minyak zaitun dapat menurunkan kadar kepahitan dan keasaman pada kopi, sementara molekul lemaknya menutupi rasa kopi.

adi jika ingin membuatnya sendiri di rumah, gunakan kopi dark roast yang dapat melepaskan minyak alami biji kopi dan membentuk gula di dalamnya menjadi karamel, membuatnya lebih pahit dan pekat. Namun jika khawatir kopi yang terlalu pekat akan membuat rasanya tidak enak, gunakan saja kopi medium roast.

Gunakan minyak zaitun premium

Agar rasa kopi tetap sehat, sebaiknya gunakan minyak zaitun premium (extra virgin olive oil terbaik) yang juga akan membuat rasanya lebih pekat. Selain itu, extra virgin olive oil juga memiliki lebih banyak lemak baik dan rasa yang lebih fruity.

Hanya tambahkan sedikit minyak zaitun

Menurut DuWayne Hegel, menambahkan terlalu banyak minyak zaitun hanya akan membuat rasa kopi menjadi tidak enak. Rekomendasi asupan harian pun hanya menyarankan agar kita mengonsumsi dua sendok makan minyak zaitun per harinya.

Mengoreksi tekstur dan rasa yang kopi minyak zaitun

Saat emulsi minyak pecah, kopi ini bisa terasa tidak enak. Untuk itu, DuWayne Hegel merekomendasikan agar membuatnya dalam jumlah kecil dan menggunakan blender atau whisk untuk membuatnya.

“Kita bisa memasukkan kopi ke dalam blender dan tuangkan minyak ke dalamnya sedikit demi sedikit hingga minyak teremulsi sepenuhnya,” ujar dia. Lalu, semakin lama kita mendiamkan kopi, akan semakin banak emulsi minyak yang hancur. Jadi, minumlah dengan cepat. Jika kopi terasa terlalu pahit, bisa mencoba menambahkan pemanis atau susu almond dan sirup hazelnut.

Bisa diganti dengan kopi minyak kelapa

Jika ingin mencicipinya namun takut rasanya akan terlalu kuat, cobalah ganti minyak zaitun dengan minyak kelapa yang lebih murah dan cenderung lebih manis. Apalagi, minyak kelapa juga mengandung minyak trigliserida rantai menengah, sehingga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat, sama seperti minyak zaitun. Minyak kelapa juga dapat membantu meningkatkan kesehatan usus besar dan mengatasi sakit perut akibat tingkat keasaman kopi. Lalu jika khawatir soal rasa, bisa mencoba membuat coconut latte dengan mencampurkan antara kopi, santan, dan minyak kelapa.

Perlukah dicoba?

Meski menyehatkan, rupanya banyak ahli yang tidak menyarankan untuk meminumnya secara berlebihan. Sebab, mengonsumsinya terlalu banyak dapat menimbulkan masalah seperti obesitas dan penyakit jantung serba kolesterol tinggi. Bahkan, DuWayne Hegel juga tidak menyarankannya meski kaya antioksidan dan sehat. Namun jika tetap ingin mencobanya, tidak ada yang salah.

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : Tasting Table

Penulis : Anya Dellanita
Editor : Glori K. Wadrianto

Kompas.com

Leave a Response