close
Showbiz

Mantan Bos BlackBerry Bingung Lihat Film BlackBerry

Film BlackBerry mulai ditayangkan. Foto: Getty Images/Amanda Edwards

LANGITKU.NET, Jakarta – Jim Balsillie dulu adalah co-CEO BlackBerry yang awalnya bernama Research in Motion (RIM), bersama koleganya Mike Lazaridis. Dia pun ikut menonton film BlackBerry yang baru-baru ini mulai ditayangkan di bioskop. Apa tanggapannya?
Dalam film itu, pendiri BlackBerry Mike Lazaridis dan Douglas Fregin menjadi bintang utama, demikian juga Balsillie yang mereka ajak membesarkan BlackBerry. Karakter Balsillie yang diperankan oleh Glenn Howerton berhasil menarik perhatian.

Balsillie digambarkan sebagai perpaduan antara antagonis dan protagonis, meledak-ledak dan penuh sumpah serapah, dan di saat yang sama membuat BlackBerry berjaya. Balsillie yang sebenarnya pun menontonnya dan kaget karena merasa sosok di layar lebar tidak menggambarkan dirinya.

“Ketika aku pertama kali melihatnya, aku merasa kebingungan selama sekitar lima meni. Dan kemudian kupikir oke, kami memang sedang di-roast di sini. Ini satir,” kata Balsillie.

Balsillie pun tak keberatan digambarkan seperti itu. “Mereka mengambil sebagian elemen kebenaran, yaitu siapa aku, dan mereka memainkan hal itu. Aku agresif, aku kompetitif, aku ambisius. Aku punya hal itu,” tambah dia.

Memang film BlackBerry yang mulai tayang di Kanada pada 12 Mei, bernuansa komedi satir. Adegannya pun tidak sepenuhnya sesuai dengan apa yang terjadi di dunia nyata. Film ini menceritakan kelahiran BlackBerry, kejayaannya dan kejatuhannya yang tragis.

Film ini berhasil menuai pujian dari banyak kritikus, di mana situs Rotten Tommatoes yang menghimpun review memberinya rating 97%. “BlackBerry adalah salah satu biopik bisnis terbaik yang pernah saya lihat. Film ini adalah roller coaster yang bisa dinikmati penonton,” sebut The Atlantic.

“Skenarionya yang tajam dan sinematografi bergaya dokumenter membuat BlackBerry terasa realistis,” tulis kritikus Russ Simmons.

“Sebuah drama yang benar-benar menghibur dengan komedi yang sempurna dari para pemerannya. Ada banyak kemanusiaan dalam menggambarkan tiga kutu teknologi yang rumit dan sangat ambisius ini dan sutradara Matt Johnson lebih dari mampu membuatnya tetap membumi dan menarik,” tulis kritikis Jim Laczkowski.

 

 

 

 

 

 

source : inet.detik.com

Leave a Response