langitku networks, Jakarta – Belum ada yang berhasil melakukan perjalanan waktu. Namun pertanyaan apakah kemungkinan itu secara teoritis mungkin atau tidak terus membuat para ilmuwan tertarik untuk mendalami.
Nah, pada September tahun lalu, seorang mahasiswa fisika Germain Tobar, dari University of Queensland di Australia, mengatakan dia telah menemukan cara untuk ‘mengkuadratkan angka’ agar perjalanan waktu memungkinkan tanpa paradoks. Dengan kata lain, perjalanan waktu bisa terjadi namun tidak dapat mengubah apapun.
“Proses matematika yang kami temukan menunjukkan bahwa perjalanan waktu dengan kehendak bebas dimungkinkan secara logis di alam semesta kita tanpa (terjadi) paradoks,” jelas Germain Tobar, penulis utama studi ini.
“Tidak peduli apa yang Anda lakukan, peristiwa penting akan terkalibrasi ulang di sekitar Anda,” tuturnya seperti tertulis di website University of Queensland.
Jadi jangan bayangkan bahwa jika ketika kamu pergi ke masa lalu untuk mencegah penyebaran COVID-19 dan berharap kamu bisa membasmi virus secara total. Penelitian ini berspekulasi bahwa penyakit yang disebabkan SARS-CoV-2 itu masih akan lolos dengan cara lain misalnya melalui rute yang berbeda atau dengan metode yang berbeda. Akan selalu ada koreksi yang dilakukan untuk apa yang terjadi di masa depan.
“Dalam contoh pasien nol virus corona, Anda mungkin berhasil menghentikan pasien nol dari infeksi. Tapi, dengan melakukan hal ini, mungkin Anda yang akan menjadi pasien tersebut atau orang lain yang akan terinfeksi,” tutur Dr Fabio Costa, co-author dari studi tersebut mengutip BGR, Rabu (27/1/2021).
Penelitian baru ini membawa hipotesis yakni perjalanan waktu itu mungkin dilakukan tetapi penjelajah waktu akan dibatasi dengan apa yang mereka lakukan guna menghentikan mereka menciptakan paradoks. Dalam model ini, penjelajah waktu memiliki kebebasan untuk melakukan apapun yang mereka inginkan, tetapi paradoks tidak mungkin terjadi. Dengan kata lain, bisa saja terjadi perjalanan waktu tapi sulit untuk melakukan perubahan yang signifikan.
Meskipun angka-angka perhitungan menunjukkan pengalaman perjalanan waktu mungkin berhasil, sebenarnya membengkokkan ruang dan waktu untuk memasuki masa lalu tetap sulit dipahami. Mesin waktu yang telah dirancang para ilmuwan sejauh ini merupakan konsep yang sangat tinggi.
“Berusahalah semaksimal mungkin untuk membuat paradoks, peristiwa akan selalu menyesuaikan diri, untuk menghindari ketidakkonsistenan,” pungkas Costa.
SC : Aisyah Kamaliah – detikInet