close
Showbiz

Tampil Gemilang, Wayang Orang Daring Pertama Sirnaning Pagebluk

Paguyuban Wayang Orang Bharata

LANGITKU NETWORKS – “Empak empo tan kuciwa memanise esemmu, nimas ayu Dyah Sembodro pepujanku, wong kuning, legananan tresnaku sundhul wiyati…

Suara Prabu Corona Bhirawa memecah adegan pertama. Inilah pagelaran wayang orang daring pertama di Indonesia, yang disiarkan langsung via ZOOM pada Sabtu 27 Juni 2020 lalu.

“Saya terpaku di depan layar komputer. Laksana ribuan jarum kecil yang menyerbu pori-pori sekujur badan,” ucap Didi Kaspi Kasim, Editor In Chief National Geographic Indonesia.

Acara bertajuk Akhir Pekan Bersama Siaran Langsung Via Zoom Wayang Orang Daring Pertama di Indonesia Sirnaning Pagebluk itu dibuka oleh Prabu Corona Bhirawa dengan tembangnya. Hingga Dewi Wara Sembodro bersanding bersama Raden Arjuna saat menutup pagelaran.

“Semua awak pementasan ini seolah menahan napas,” kata Didi. “Kami mengakhiri pagelaran dengan melepas layar hijau yang berfungsi sebagai latar maya, yang disaksikan langsung oleh para pemirsa. Barangkali ini yang mengejutkan pemirsa: Pagelaran wayang orang ini benar-benar dipentaskan dari rumah masing-masing seniman. Kini, semuanya bisa menyaksikan kehidupan nyata di rumah para seniman: lemari, meja, kursi, dan hiasan dinding,” lanjutnya.

Walaupun pertujunkan itu jauh dari sempurna kata Didi. Namun, banyak seniman lain yang kelak bisa menyempurnakan dan membuat purwarupa dalam dunia pertunjukan digital yang lebih epik.

Peserta yang hadir pun turut memanjatkan pujian dan kepuasan selama menonton pertunjukan wayang orang tersebut.

“Sirnaning Pagebluk” dalam Bahasa Indonesia bermakna “Hilangnya Pandemi”. Tajuk itu merupakan refleksi kita akan keprihatinan, doa, dan pengharapan supaya pandemi lekas berlalu.

Rencana pertunjukan itu sudah di rancang oleh Paguyuban Wayang Orang Bharata dan National Geographic Indonesiasejak lebih dari sebulan lalu.

“Cerita ini bermula dari diskusi bersama awak National Geographic Indonesia. Kami berbincang tentang kekhawatiran nasib para pekerja-pekerja seni yang terdampak situasi dari pagebluk ini. Tanpa pagebluk pun situasi sudah serba sulit bagi mereka. Berat rasa hati membayangkan mereka menghadapi hari-hari bersama keluarga,” ucap Didi.

Betul saja, lebih dari 100 pekerja seni di paguyuban itu harus merindukan pentas. Pagebluk telah memutus hubungan antara mereka dan panggung pementasan di Senen. Semangat mereka untuk berekspresi dan berkarya demi melestarikan budaya tercekat pagebluk.

Walaupun semula tidak paham bagaimana cara mewujudkanya. Pertunjukan ini di dasari oleh pengetahuan panggung daring National Geographic Indonesia dan pengetahuan dan keahlian luar biasa wayang orang dari Paguyuban Wayang Orang Bharata.

“Kami berlatih dan bergelut dengan teknologi, yang sejatinya masih belum menguasainya dengan betul. Kami juga mencari solusi agar pertunjukkan wayang orang ini tetap mempertahankan pakem-pakemnya.”

Didi melanjutkan “Ini bukan perkara mudah. Tak ada buku panduan pertunjukan yang bisa menjelaskan dan memandu kami bagaimana cara mudah melakukannya. Kami harus mencobanya satu per satu, dari kegagalan demi kegagalan.”

“Wayang Orang Daring Pertama di Indonesia” merupakan sinergi National Geographic Indonesia, seniman wayang orang Bharata, bersama PT. Pertamina (Persero) sebagai mitra dalam program pelestarian budaya.

 

source : Siaran Langsung Via Zoom Sinarning Pagebluk

editor : Mahandis Yoanata Thamrin

 

Leave a Response