LANGITKU NETWORKS, Jakarta – Ketika sedang puasa atau karantina selama pandemi COVID-19, smartphone sudah seperti saudara kembar kita — kemana-mana selalu dibawa. Terkadang, ini bisa sampai membuat kamu merasa pusing atau bahkan mual. Pernah mengalaminya?
Mual atau mabuk dalam perjalanan adalah hal yang umum, ini dikarenakan sepanjang hari, tubuh merasakan terlalu banyak gerak sensorik. Hal ini ada miripnya dengan kebiasaan scrolling layar.
Berhubungan dengan cyber sickness, mata menjadi salah satu bagian tubuh yang rentan dengan ini karena dipaksa untuk terus bergerak. Namun, telinga bagian dalam dan reseptor lain di tubuh tidak mendapatkan isyarat bahwa gerakan mata ini akan terjadi.
Sistem saraf pusat pun mendapat pesan yang saling bertentangan (cognitive dissonance), sehingga menimbulkan respons stres fisik dari otak.
“Ini adalah masalah mendasar yang sebenarnya ada dalam industri teknologi. Ini adalah respon alami terhadap sesuatu yang lingkungan yang tidak biasa,” kata Cyriel Diels, Cognitive Psychologist and Human Factors Researcher at Coventry University’s Centre for Mobility and Transport kepada New York Times.
Salah satu rekomendasi untuk menghindari mata yang lelah adalah dengan mempraktikkan ‘jurus’ 20-20-20. Jadi, setiap 20 menit, kamu harus jeda melihat layar selama 20 detik dengan jarak pandang 20 kaki atau setara 6 meter.
Yang bisa dilakukan lainnya adalah mengunyah permen karet karena gerakan rahang yang aktif bisa membantu otak menghindari konflik sinyal yang diterima. Demikian dikutip dari Lumes. (ask/fay)
Aisyah Kamaliah – detikInet