Oleh Carlos Linares dan Jesse Barber
LANGITKU NETWORKS, PERNAHKAH kamu melihat banyak binatang kecil terbang di sekitar lampu jalan ketika malam hari? Mengapa laron dan serangga lain terbang menuju cahaya? Beberapa melingkari, yang lain zig-zag, tapi mereka semua tampaknya sangat tertarik ke cahaya. Kami adalah ilmuwan yang ingin tahu tentang efek polusi cahaya pada ngengat dan serangga lainnya, dan itulah yang kami selidiki dalam pekerjaan kami. Salah seorang dari kami dibesarkan di Meksiko dan seorang lainnya dibesarkan di Alaska, AS. Ketika kami masih kecil, kami berdua ingat serangga terbang dan menabrak lampu jalan di depan rumah di berbagai belahan dunia. Tapi sekarang, tampaknya semakin sedikit serangga yang terbang di sekitar lampu jalan.
Mengapa laron dan serangga lainnya penting?
Selama beberapa dekade terakhir jumlah serangga di hutan, ladang, dan kota tampaknya menurun. Serangga merupakan sumber makanan penting bagi hampir semua hewan lainnya. Mereka juga melakukan pekerjaan yang sangat penting seperti penyerbukan bunga atau mengurai daun dan bahan organik lainnya secara alami. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah mencoba menjelaskan mengapa laron dan serangga lainnya tertarik pada cahaya, tapi para ilmuwan tidak sepenuhnya yakin! Kami sedang merancang eksperimen untuk menentukan mana dari beberapa penjelasan yang mungkin benar. Salah satu penjelasan adalah beberapa serangga menggunakan bulan atau bintang sebagai alat bantu pencari arah. Bagi serangga, lampu jalan mungkin terlihat seperti bulan, sehingga dapat menyesatkan mereka. Penjelasan lainnya adalah cahaya mengecoh serangga untuk melihat ilusi visual dari area yang lebih gelap di sekitar tepi lampu, yang disebut Mach bands, dan serangga terbang menuju tempat gelap untuk sembunyi. Namun penjelasan lain mengatakan bahwa cahaya saat malam membuat serangga buta karena banjir cahaya di mata mereka dan membuat mereka bingung.
Mungkinkah cahaya penyebab semakin sedikit serangga?
Sebagai ilmuwan, bagi kami, memahami bagaimana cahaya menarik serangga dapat membantu kami memahami mengapa jumlah serangga menurun. Bisa jadi lampu membuat serangga mudah dimangsa karena membuat mereka berkumpul di satu tempat dan mengganggu kemampuan mereka untuk menghindari kelelawar. Atau saat matahari terbit, serangga telah terperangkap di permukaan yang tidak alami sehingga mereka menjadi mangsa empuk bagi burung dan kadal. Masalah lain, bisa jadi serangga yang terperangkap, terpikat keluar habitat normalnya, terpaksa bertelur jauh dari tanaman yang dibutuhkan anak mereka untuk makan. Banyak serangga juga kemungkinan mati karena kelelahan saat mengitari lampu. Jika kamu ingin membantu serangga, kamu dapat menggunakan bola lampu kuning atau merah di bagian luar rumah Anda. Lampu ini menarik lebih sedikit serangga. Lampu dengan sensor gerak juga berguna, karena hanya menyala saat dibutuhkan. Seiring kita mengeksplorasi bagaimana polusi cahaya mempengaruhi serangga, penelitian dapat menjadi sumber informasi bagi pemerintah lokal dan nasional dalam mengelola cahaya untuk melindungi alam.
Carlos Linares : Ph.D. Candidate in Ecology, Evolution and Behavior and Biological Sciences, Boise State University
Jesse Barber : Associate Professor of Biological Sciences, Boise State University
Source : Kompas.com
Penulis : The Conversation
Editor : Shierine Wangsa Wibawa