LANGITKU NETWORKS, Jakarta – Sepanjang bulan April, kalian bisa menikmati berbagai suguhan pemandangan langit nan menakjubkan. Peristiwa astronomi tersebut bisa menghibur untuk kalian yang #Dirumahaja selama merebaknya virus corona.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah merangkum tiga peristiwa alam yang akan terjadi pada bulan ini, mulai dari supermoon, hingga hujan meteor. Catat, ini jadwalnya seperti dikutip dari akun Instagram LAPAN.
8 April 2020
Pada Rabu malam (8/4) Bulan akan terletak di belakang Bumi bila dilihat dari Matahari, dan wajahnya akan sepenuhnya diterangi cahaya sang Surya. LAPAN menyebutkan, jarak Bumi dengan Bulan mencapai 357.035 kilometer atau sekitar 0,997 kali dari jarak rata-rata Bumi dengan Bulan dalam kondisi normal dengan diameter 33,47 menit busur.
Dipaparkan LAPAN, bulan purnama ini dikenal oleh suku-suku asli Amerika awal sebagai bulan purnama penuh karena menandai munculnya lumut merah muda atau phlox tanah liar yang merupakan salah satu bunga musim semi pertama.
Bulan ini juga dikenal sebagai Sprouting Grass Moon, Growing Moon, dan Egg-Egg. Ini adalah supermoon ketiga dari empat supermoon di 2020.
22 April 2020
LAPAN menuturkan akan ada lyrids, fenomena hujan meteor biasa yang menghasilkan 20 meteor per jam pada saat puncak. Hujan meteor ini berasal dari partikel debu yang ditinggalkan oleh komet C/1861 G1 Thatcher.
Hujan meteor lyrids merupakan fenomena alam tahunan, sering terjadi mulai tanggal 16-25 April. Dan, puncak hujan meteor lyrids pada tahun ini berlangsung pada 22 April malam atau pada pagi harinya di 23 April.
Dengan dukungan langit gelap, hujan meteor lyrids bisa jadi pertunjukan alam yang memanjakan mata di tengah malam.
23 April 2020
Sehari berselang dari hujan meteor lyrids, ada fenomena alam yang tak kalah menariknya. Bulan akan terletak di sisi Bumi yang sama dengan Matahari, yang akan terlihat di langit malam.
Fase ini terjadi pada 02:27 UTC. LAPAN mengungkapkan, ini merupakan waktu terbaik dalam sebulan untuk mengamati benda-benda redup, seperti galaksi dan gugusan bintang karena tidak ada cahaya bulan yang mengganggu.
Agus Tri Haryanto – detikInet