LANGITKU NETWORKS, Jakarta – Sebuah panel ilmiah menyampaikan pesan kepada White Housebahwa virus Corona tidak akan hilang begitu saja ketika cuaca mulai memanas. Presiden Donald Trump sebelumnya telah mengklaim bahwa ‘ketika cuaca itu semakin hangat, virus secara ajaib akan hilang’.
Dalam surat mereka kepada Gedung Putih, anggota komite National Academy of Sciences (NAS) mengatakan data mengenai apakah Corona bisa mati karena cuaca panas masih belum begitu jelas.
“Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa virus Corona bisa jadi kurang efisien mentransmisikan virusnya di lingkungan dengan suhu dan kelembaban sekitar yang lebih tinggi; namun, mengingat kurangnya imunitas inang secara global, pengurangan efisiensi transmisi virus mungkin tidak berujung pada pengurangan signifikan dalam penyebaran penyakit tanpa adanya intervensi kesehatan masyarakat secara bersamaan,” tulis peneliti dalam surat tersebut.
William Schaffner, seorang spesialis penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center, yang bukan anggota komite NAS, mengatakan meskipun kita dapat berharap cuaca akan memberikan kontribusi pada pengurangan penularan, kita tidak dapat mengandalkannya sendiri.
“Kita harus terus menerapkan social distancing dan langkah-langkah lain untuk mengurangi penularan,” ujarnya sebagaimana dikutip detikINET dari CNN.
Presiden Trump sebelumnya mengatakan virus corona penyebab COVID-19 akan surut dengan cuaca yang lebih hangat.
“Banyak orang berpikir itu hilang pada bulan April karena terik – seiring cuaca panas datang. Khususnya, itu akan hilang pada bulan April,” katanya pada 10 Februari dalam sebuah sambutan.
Tapi bukan berarti berjemur di bawah sinar Matahari pagi adalah perbuatan sia-sia. Ini juga merupakan cara menjaga kesehatan tubuh. Bukan cuma berjemur, sebaiknya jaga asupan makanan yang sehat dan bernutrisi, olahraga teratur, diimbangi dengan pengelolaan stres yang baik serta istirahat cukup.