LANGITKU NETWORKS, Jakarta – Sudah hampir setahun Huawei dimasukkan pemerintah Amerika Serikat dalam daftar hitam perdagangan. Akibatnya mereka tidak bisa melakukan bisnis dengan perusahaan asal AS, termasuk Google.
Hal tersebut memaksa Huawei untuk mengapalkan ponsel-ponsel terbarunya tanpa dukungan Google Mobile Services dan Android versi penuh. Artinya mereka tidak bisa memasukkan aplikasi populer seperti YouTube, Google Play Store, Google Maps dan lain-lain ke dalam ponsel terbarunya.
Walau kini telah mengembangkan Huawei Mobile Service (HMS) dan AppGallery untuk mengatasi kekurangan tersebut, CEO Huawei Consumer Business Group Richard Yu mengatakan perusahaannya masih ingin balikan dengan Google.
Hal ini disampaikan Yu dalam wawancara dengan Wired. Ia mengatakan salah satu alasannya untuk melanjutkan hubungan dengan Google adalah untuk memaksimalkan profit yang didapatkan kedua perusahaan.
“Sebelumnya kami bisa memberikan pendapatan dan keuntungan besar bagi perusahaan AS seperti Google dan kami selalu menjadi mitra yang baik,” kata Yu seperti dikutip detikINET dari Wired, Selasa (31/3/2020).
Yu mengatakan Huawei berharap bisa mendapatkan lisensi dagang lagi dari pemerintah AS. Menurutnya, kebebasan Huawei untuk berbisnis dengan perusahaan AS juga membawa keuntungan bagi perusahaan-perusahaan tersebut.
Yu juga menegaskan bahwa Huawei ingin kembali menggunakan layanan milik Google sebagai pilihan utama. Untuk HMS yang telah dikembangkan, menurut Yu akan digunakan sebagai platform pendukung.
“Kami ingin menggunakan semua layanan Google dan menggunakan Play Store sebagai pilihan utama dengan Huawei Mobile Services untuk menawarkan lebih banyak pilihan. Kami ingin tetap berada di platform Android,” jelas Yu.
Virgina Maulita Putri – detikInet