LANGITKU NETWORKS, Jakarta – Di masa New Normal, makin banyak orang yang bersepeda. Tapi tahu nggak sih dari mana asal namanya? Ini dia sejarah sepeda.
Sekarang ini kita lihat bersepeda kembali menjadi tren. Demi kesehatan di masa pandemi Corona, orang-orang beralih ke sepeda supaya bisa wira-wiri sambil jaga jarak. Orang Inggris menyebutnya ‘bicycle’ tapi orang Indonesia menyebutnya sepeda. Dari mana sebenarnya nama ini berasal?
Dihimpun dari berbagai sumber, asal mula nama Sepeda berasal dari kata Velocipede yang diperkenalkan pemerintah kolonial Belanda tentang sebuah alat transportasi baru di awal abad ke-20. Pramoedya Ananta Toer dalam novel Anak Semua Bangsa menceritakan Velocipede sebagai sebuah penemuan penting saat itu yang dibawa ke Hindia Belanda.
“Ini yang dinamai kereta-angin, Tuan-tuan, Velocipede. Bikinan Jerman sejati. Kencang, cepat seperti angin. Sang angin juga yang punya urusan maka penumpangnya tidak jatuh. Duduk aman di sadel, kaki sedikit berayun. Dan… penumpang dan kereta melesit seperti anak panah!” tulis Pram dalam novel Anak Semua Bangsa, Bab 14 halaman 433.
Kembali ke sejarah sepeda, jadi siapa penemu Velocipede? Memang bukan orang Belanda, tapi orang Jerman namanya Baron Karl Von Drais. Dilansir dari website Museumjocas.nl pada 1817, Von Drais menciptakan kendaraan roda dua dari kayu dengan setir, tapi tanpa pedal.
Cara mengendarainya ya seperti yang ditulis Pram dalam novelnya. Untuk melajunya langsung menggunakan kaki dengan diayun mendorong ke tanah. Von Drais menamai kendaraan itu sebagai Velocipede. Di akhir abad ke-19, orang-orang juga menyebutnya sebagai Draisine dari kata Von Drais.
Karl Von Drais pun dikenal sebagai Bapak Sepeda. Dia dianggap sebagai penemu sepeda. Dari dialah sepeda modern lahir seperti yang kita kenal. Beberapa inovasi menyempurnakan bentuk sepeda yang dibikin oleh Von Drais.
Asal nama Bicycle
Sejarah sepeda tidak lepas juga dari asal muasal nama bicycle. Velocipede temuan Von Drais mendapat penyempurnaan inovasi mulai tahun 1860-an oleh beberapa penemu Prancis termasuk Pierre Lallement, Pierre Michaux dan Ernest Michaux. Dilansir dari History, mereka menambahkan pedal ke roda depan.
Dari situ lahirlah nama bicycle yang artinya dua roda. Karena ada lagi varian lainnya yaitu monocycle, satu roda dan tricycle, tiga roda. Namun dua roda ini yang paling populer.
Eugene Meyer dan James Starley membuat inovasi lagi dengan membesarkan ukuran roda depannya dan disebut Penny-farthings. Sepeda dengan roda depan besar ini sangat populer tahun 1870-1880 sampai melahirkan kelab dan olahraga balap sepeda yang pertama.
Inovasi terakhir dilakukan 1885 oleh orang Inggris, John Kemp Starley. Karena Penny-farthings kurang aman, dia menggabung bentuk awal velocipede yang ukuran bannya sama dengan model pedal dan rantai.
Dari situ lahirlah model pertama dari sepeda modern. Ukuran ban depan dan belakangnya sama, ada pedal dan rantai sepeda.
Itulah sejarah sepeda. Meski hari ini sepeda sudah semakin canggih, sepeda kuno Penny-farthings tetap digunakan oleh komunitas penggemar sepeda antik terutama di Eropa. Sama saja di Indonesia dimana masih banyak komunitas penggemar sepeda ontel.
(fay/afr)
source : Fitraya Ramadhanny – detikInet